Archive Post
-
▼
2011
(59)
-
▼
Mei
(12)
- Artikel Sehat : Jerawat Memang Bikin Gawat!!!
- Artikel Sehat : Kalau Pencernaan Salah Cerna
- Buku Keren : DIA ; MAT 2002 GELAS
- Puisi 5 : Senja
- Cerita Mereka : Selembar Surat Cinta Untuk Kedua O...
- Puisi 4 : Rahasia Pemuja Cinta
- Artikel Sehat : Kalau Cendolers Sakit Kepala
- Artikel : Skenario yang "eye catching"
- Artikel : Coba Narkoba? Pilihan Untuk Mati!
- Artikel Sehat : Cara Sehat Meramu Cendol (CErita N...
- Cerita Mereka dan Video : Documenter Film (Bahaya ...
- Puisi 3 : KekuatanMu
-
▼
Mei
(12)
Selasa, 31 Mei 2011
Artikel Sehat : Jerawat Memang Bikin Gawat!!!
Selasa, 24 Mei 2011
Artikel Sehat : Kalau Pencernaan Salah Cerna
Minggu, 22 Mei 2011
Buku Keren : DIA ; MAT 2002 GELAS
===> disuruh aa Ceko Spy, salah satu penulisnya buat ngereview, apalah daya aku gak bisa, jadinya tulisan gak jelas :D
Trus setelah cover buku dibuka, jreng jreng ini dia yang dinantikan “Cap bibir aa Ceko Spy yang berwarna ungu”. Ternyata ada, meskipun bentuk bibirnya sedikit abstrak, tapi gak apa-apa yang penting aa Ceko Spy sudah menepati janjinya. Loh loh, ada tanda tangannya juga, kira-kira kalau dipalsukan bisa untung gak ya? Hehe, satu lagi yang ketinggalan, yang bikin gak bisa tidur, gak enak makan, sakit kepala, badan pegel-pegel, meriang, mual, muntah itu karena tulisan ‘mmuuaachh’nya aa Ceko Spy…ckckckck.Sabtu, 21 Mei 2011
Puisi 5 : Senja
Kamis, 19 Mei 2011
Cerita Mereka : Selembar Surat Cinta Untuk Kedua Orang Tuaku
Dear Ayah dan Bunda
Ingin aku katakan sejujurnya kepadamu. Ini semua memang bukan impianku, tapi aku berharap ini akan menjadi salah satu impianku. Tidak pernah aku bayangkan menjadi seperti ini, namun satu hal yang aku pikirkan. Bagaimana caranya membuatmu bangga dengan segala kekuranganku? Aku lemah tidak berdaya. Dan tidak ada satupun yang dapat menguatkanku, selain Allah dan tentunya diriku.
Begitu indah impian yang diceritakan olehmu kepadaku dan terlihat begitu menjanjikan kebahagiaan. Tetapi aku belum juga tergoda, hanya kepenatan yang terus menemaniku.
Ayah dan Bunda, setiap malam aku berdoa dan berharap impianmu akan menjadi impianku. Helaan nafas panjang mengisyaratkan aku lelah, sungguh aku lelah. Pernah suatu hari aku terbangun dengan impian yang aku inginkan, tetapi aku kembali tertegun, terpaku dan terdiam, apakah aku mampu? Hanya waktu yang dapat memaksaku untuk tetap memenuhi janji. Janji yang terukir di dalam hati. Tidak ada sedikit pun darimu yang meminta apalagi memaksaku, tetapi matamu memancarkan keyakinan bahwa kelak aku akan bahagia jika aku dapat mewujudkan impianmu.
Aku menangis. Bukan karena menyesal telah berjanji, tetapi aku menyesal telah melewati waktu yang terbuang sia-sia. Aku tidak bisa sepintar yang kalian harapkan dengan semua nilai indah yang tertulis di kertas. Aku berusaha melakukan hal yang terbaik dan hanya Allah yang tahu itu.
Pada akhirnya dengan segala kemampuan yang aku punya, aku dapat berdiri mempertanggung jawabkan apa yang sudah aku lakukan selama ini. Aku takut, rasanya aku ingin berlari meninggalkannya. Tapi tanganmu menahanku dan kembali meyakinkanku, bahwa aku mampu.
Kini aku berharap IMPIANMU akan mewujudkan semua IMPIANKU. Aku melihatmu tersenyum ketika namaku dipanggil untuk menggoreskan tinta pada selembar kertas yang aku nantikan selama 9 tahun. Rasanya aku ingin kembali berlari, tidak untuk meninggalkannya, tetapi untuk memelukmu dengan erat dan tersenyum bahagia.
Ayah dan Bunda, aku ingin mengatakan, bahwa inilah impianku selama ini, membuatmu bangga dan tersenyum dengan semua yang aku dapat berikan dan lakukan, jangan pernah lelah untuk tetap disampingku, memberikanku dorongan dan membantuku mewujudkan impian yang kita bangun bersama…..