Bisakah saya mengucapkan terima kasih melalui tulisan? Saya tidak pernah mengerti.
Saya hanya menulis ketika mereka asik bercerita.
Saya hanya menulis tentang semua yang saya rasakan dan mungkin yang mereka rasakan.
Saya hanya menulis ketika mereka asik bercerita.
Saya hanya menulis tentang semua yang saya rasakan dan mungkin yang mereka rasakan.
Saya hanya menulis tentang cerita-cerita klasik semasa kita sekolah, tentang kehidupan sehari-hari, atau apapun itu. Cerita yang ringan-ringan, menurut saya. Asalkan itu menarik untuk ditulis dan kemudian diceritakan kembali oleh orang lain.
Begitu banyak rasa syukur yang ingin saya sampaikan, andai saya dapat membuktikannya.
Terima kasih banyak untuk Allah SWT.
Karena telah mencurahkan kasih sayang dan memberi kesempatan kepada saya untuk berada di dunia dan di kehidupan yang pada awalnya saya merasa bingung, di mana letak keindahannya? Tetapi dengan saya mengenal banyak orang, ternyata dunia dan hidup ini indah, melebihi apa yang saya bayangkan.
Karena telah mencurahkan kasih sayang dan memberi kesempatan kepada saya untuk berada di dunia dan di kehidupan yang pada awalnya saya merasa bingung, di mana letak keindahannya? Tetapi dengan saya mengenal banyak orang, ternyata dunia dan hidup ini indah, melebihi apa yang saya bayangkan.
Terima kasih banyak untuk Allah SWT.
Karena telah memberikan saya pengalaman hidup yang sangat menarik. Dengan pengalaman itu, hidup saya menjadi lebih berwarna.
Karena telah memberikan saya pengalaman hidup yang sangat menarik. Dengan pengalaman itu, hidup saya menjadi lebih berwarna.
Terima kasih banyak untuk Allah SWT. Karena telah melindungi saya melalui kedua orang tua dan keluarga besar saya yang selalu mencintai saya. Saya ada dan bertahan untuk mereka.
Terima kasih banyak untuk Allah SWT.
Karena telah mempercayai mereka, sahabat-sahabat dan teman-teman saya untuk “bercerita” kepada saya tentang hal yang mereka rasakan. Tentang pahit dan manisnya hidup. Dengan mereka “bercerita” insipirasi saya menjadi sangat luar biasa indah.
Karena telah mempercayai mereka, sahabat-sahabat dan teman-teman saya untuk “bercerita” kepada saya tentang hal yang mereka rasakan. Tentang pahit dan manisnya hidup. Dengan mereka “bercerita” insipirasi saya menjadi sangat luar biasa indah.
Dari mereka, saya suka menulis. Mereka semua menjadi insipirasi buat saya. Karena semua ini hanyalah sebuah cerita dan permainan kata-kata. Karena apa yang saya, aku dan mereka rasakan, bisa menjadi sebuah kenyataan ataupun hanya sandiwara.
Saya hanya menulis.
Meluangkan sebagian waktu saya untuk memperkaya jiwa.
Karena hanya satu yang saya inginkan. Mereka mau mendengar, mungkin tidak secara langsung tetapi melalui tulisan……….
Meluangkan sebagian waktu saya untuk memperkaya jiwa.
Karena hanya satu yang saya inginkan. Mereka mau mendengar, mungkin tidak secara langsung tetapi melalui tulisan……….
Note :
Bagi aku menulis sama saja dengan bercerita.
Dengan menulis aku bisa mengungkapkan semua yang aku lihat tanpa harus bercerita.
Dengan menulis aku bisa mengungkapkan semua yang aku rasakan tanpa harus bercerita.
Dan dengan menulis aku bisa mengungkapkan semua yang aku pikirkan tanpa harus bercerita.
Tapi bercerita belum tentu menulis,
BalasHapusmenulis dulu baru bercerita
bagaimaan jika tidak menulis,
tapi hanya bercerita
intinya harus ditulis sebuah cerita!
karena itu bang, aku lebih memilih menulis dari pada bercerita.... hahahhah karena alasannya ada di "2 Alasan Untuk Menulis"
BalasHapus*lapeerrrr gigit meja :D