Assalamualaikum dan
Selamat pagi…..
“Kesehatan
itu adalah mahkota di kepala orang yang sehat, Ia tidak terlihat kecuali oleh
orang-orang yang sakit.” [Pepatah Arab]
Alhamdulilah
yah, ketemu lagi di Klinik Cendol. Sebelum dimulai diskusinya, kita berdoa dulu
untuk semua penghuni Sekolah Cendol yang sedang sakit. Semoga lekas sembuh dan
segera diangkat penyakitnya oleh Alloh SWT. Begitu juga Bunder Titie Surya yang
lagi sakit sampai harus dirawat. Semoga hari ini bisa pulang dan kembali fit.
Musim
penghujan mulai datang menyapa di beberapa daerah. Nah, efek dari pancaroba
biasanya muncul berbagai penyakit. Dari sekedar influenza, biduran (kaligata,
gatal-gatal) dan yang lebih ekstrim dan sering jadi perbincangan karena sangat
berbahaya adalah DEMAM BERDARAH. Bukannya demam sampai berdarah-darah,
ya…Hehe. Tapi demam yang disebabkan oleh gigitan nyamuk.
Tentunya
sudah banyak artikel yang mengulas tentang Penyakit Demam Berdarah ini. Seperti
biasa, tidak ada salahnya jika di Klinik Cendol kembali dibahas dan kita
berbagi pengalaman.
Yuk
Cendolers kita mulai….
Ini
mengerikan Cendolers, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap
tahunnya terdapat 50-100 juta kasus yang disebabkan infeksi virus dengue
di seluruh dunia. Demam berdarah atau biasa kita sebut DB adalah
penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke
peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,
misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit demam
berdarah dapat ditemukan di daerah tropis dan subtropis, terutama di musim
hujan yang lembab.
Sebenarnya
terdapat empat jenis virus dengue yang berbeda, namun keempatnya
mempunyai hubungan penyebab demam berdarah. Keempat virus tersebut adalah
DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Gejala demam berdarah baru muncul saat
seseorang yang pernah terinfeksi salah satu dari empat jenis virus dengue, kemudian
mengalami infeksi oleh jenis virus dengue yang berbeda. Saat itu sistem
imun sudah terbentuk di dalam tubuh sesudah infeksi pertama yang mengakibatkan
muncul gejala penyakit yang lebih parah saat terinfeksi untuk kedua kalinya.
Virus
dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor
pembawanya, yaitu nyamuk Aedes aegypti betina adalah vektor yang paling
banyak ditemukan dan Aedes albopictus. Nyamuk tersebut dapat membawa virus
dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus. Resiko
terjangkit penyakit demam berdarah dapat meningkat pada seseorang yang memiliki
antibodi terhadap virus dengue dari infeksi pertama.
Manifestasi Klinik
Infeksi
virus dengue dapat bermanifestasi meliputi demam biasa, demam berdarah
(klasik), demam berdarah dengue (hemoragik), dan sindrom syok dengue.
Demam berdarah
(klasik)
Demam
berdarah pada umumnya akan menunjukkan gejala yang berbeda-beda tergantung dari
usia pasien. Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah
demam dan timbulnya ruam. Sedangkan pasien usia remaja dan dewasa adalah
demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan
tulang, mual dan muntah, serta timbulnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel
darah putih (leukopenia) dan penurunan keping darah atau trombosit
(trombositopenia) juga seringkali diamati pada pasien demam berdarah. Pada
beberapa kasus, pasien juga menunjukkan pendarahan seperti mimisan, gusi
berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah (haematuria), dan
pendarahan berat saat menstruasi (menorrhagia).
Demam berdarah dengue
(hemoragik)
Pasien
yang menderita demam berdarah dengue (DBD) biasanya menunjukkan gejala seperti
penderita demam berdarah klasik ditambah dengan empat gejala utama,
yaitu demam tinggi, pendarahan hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran
hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan pembuluh darah,
pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar
kebiruan, trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah juga sering
ditemukan. Salah satu karakteristik untuk membedakan tingkat keparahan DBD
sekaligus membedakannya dari demam berdarah klasik adalah adanya kebocoran
plasma darah.
Fase
kritis DBD adalah setelah 2-7 hari demam tinggi,
mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis, terus berkeringat, sulit tidur,
dan mengalami penurunan tekanan darah. Jika terapi dengan elektrolit dilakukan
dengan cepat dan tepat, maka dapat sembuh dengan cepat setelah mengalami masa
kritis. Jika tidak, DBD dapat mengakibatkan kematian.
Sindrom Syok Dengue
Sindrom
syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang terparah, pasien akan
mengalami sebagian besar atau seluruh gejala yang terjadi pada penderita demam
berdarah klasik dan demam berdarah dengue disertai dengan kebocoran cairan di
luar pembuluh darah, pendarahan parah, dan syok (mengakibatkan tekanan darah sangat
rendah), biasanya setelah 2-7 hari demam.
Tubuh
yang dingin, sulit tidur, dan sakit di bagian perut adalah tanda-tanda awal
yang umum sebelum terjadinya syok. Sindrom syok terjadi biasanya pada anak-anak
(kadangkala terjadi pada orang dewasa) yang mengalami infeksi dengue untuk
kedua kalinya. Apabila terjadi akan sangat fatal dan berakibat pada kematian,
terutama pada anak-anak, bila tidak ditangani dengan tepat dan cepat.
Durasi
syok itu sendiri sangat cepat. Pasien dapat meninggal pada kurun waktu 12-24
jam setelah syok terjadi atau dapat sembuh dengan cepat bila usaha terapi untuk
mengembalikan cairan tubuh dilakukan dengan tepat. Dalam waktu 2-3 hari, pasien
yang telah berhasil melewati masa syok akan sembuh, ditandai dengan tingkat
pengeluaran urin yang sesuai dan kembalinya nafsu makan.
Diagnosis
- Uji ELISA dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya interaksi antigen dan antibodi terhadap virus dengue.
- Gejala penyakit demam berdarah dapat dilihat seperti demam tinggi dan timbulnya ruam. Namun, karena gejala penyakit demam berdarah kadangkala sulit dibedakan dengan penyakit malaria, leptospirosis, maupun demam tifoid maka biasanya pekerja medis atau dokter akan terlebih dahulu mengecek sejarah kesehatan dan perjalanan pasien untuk mencari informasi kemungkinan pasien tergigit nyamuk. Selain itu untuk mendapatkan ketepatan diagnosis yang lebih tinggi, dilakukan berbagai uji laboratorium
Pencegahan dan
pengendalian nyamuk dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang tepat,
yaitu:
- Lingkungan
Pencegahan
demam berdarah dapat dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk. Caranya
dengan menguras bak mandi atau penampungan air sekurang-kurangnya sekali
seminggu, mengganti atau menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu
sekali, menutup dengan rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng
bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah, dan perbaikan desain rumah.
- Biologis
Secara
biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan
menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri.
- Kimiawi
Pengasapan
(fogging) dapat membunuh nyamuk dewasa, sedangkan pemberian bubuk abate
pada tempat-tempat penampungan air dapat membunuh jentik-jentik nyamuk. Selain
itu dapat juga digunakan larvasida.
- Selain itu oleh karena nyamuk Aedes aktif pada siang hari beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan senyawa anti nyamuk yang mengandung DEET, pikaridin, atau minyak lemon eucalyptus, serta gunakan pakaian tertutup untuk melindungi tubuh dari gigitan nyamuk bila sedang beraktivitas di luar rumah. Dan, segeralah berobat bila muncul gejala-gejala penyakit demam berdarah sebelum berkembang menjadi semakin parah.
Pengobatan
Seperti
kita ketahui penyakit demam berdarah belum ada vaksin atau obat antivirusnya.
Tindakan paling efektif untuk menekan penyebaran penyakit demam berdarah adalah
dengan mengontrol dan menghindari keberadaan vektor nyamuk pembawa virus
dengue.
Obat
yang mengandung acetaminofen sangat disarankan bagi penderita demam berdarah
untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam. Banyak orang yang sembuh dari
penyakit ini dalam jangka waktu 2 minggu.
Tindakan
pengobatan yang umum dilakukan pada pasien demam berdarah yang tidak terlalu
parah adalah pemberian cairan tubuh (lewat minuman atau elektrolit) untuk
mencegah dehidrasi akibat demam dan muntah, konsumsi obat yang mengandung
acetaminofen (misalnya tilenol) untuk mengurangi nyeri dan menurunkan demam
serta banyak istirahat.
Aspirin
dan obat anti peradangan nonsteroidal seperti ibuprofen dan sodium naproxen
justru dapat meningkatkan risiko pendarahan. Bagi pasien dengan demam berdarah
yang lebih parah, baiknya menjalani rawat inap di rumah sakit, pemberian infus
dan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh, serta transfusi darah akibat
pendarahan yang terjadi. Seseorang yang terkena demam berdarah juga harus
dicegah dari gigitan nyamuk, karena dikhawatirkan bisa menularkan virus
dengue kepada orang lain yang sehat.
Cukup
sekian Cendolers, semoga bermanfaat untuk kita semua. Apabila ada kesalahan
mohon koreksinya….hehe.
Wassalamualaikum dan
Bye-bye…
Salam Selasa Sehat
Penuh Cinta,
Baker Bunder yang
selalu kece… ^^,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentarnya....